Kamis, 02 Mei 2013

Pendidikan

Hari ini hari pendidikan nasional yang diperingati dengan warna warni nuansa yang terjadi  , terlihat banyaknya siswa pingsan ketika upacara belum lagi bubarnya anakanak berseragam sebelum upacara dimulai.Ini terlihat sebagai kasus yang tidak perlu dibesar besarkan tapi terbersit pertanyaan dibenak saya pertanda apakah ini,sangat kontras dengan yang aku alami sewaktu dibangku sekolah begitu semangatnya kita berjajar berbaris ditengah terik matahari demi mengikuti peringatan hari pendidikan nasional.Pertanyaan berikutnya adalah apakah HARDIKNAS ini sudah tak berarti lagi bagi kita ataukah anak-anak kita yang melemah semangatnya oleh karena kita tidak memberikan pendidikan yang benar. belum lagi maraknya kasus-kasus negatif yang terjadi diseputar pelajar.Ini sungguh memprihatinkan bagi kita semua terlebih bagi para pendidik.Tentu harus segera ada solusi untuk persoalan anak didik,miris rasanya mendengar anak-anak usia sekolah berada dijalanan dengan alasan tiadanya biaya,siswa yang melakukan proses belajar mengajar tidak pada tempat yang layak bahkan tidak pada tempatnya dibingungkan oleh penawaran beraneka buku disekolah dan yang sekarang ini terjadi UNAS yang ternyata pelaksanaannya amburadul dan masih banyak persoalan krusial yang terjadi lalu kemanakah anggaran 20% APBN kita itu.Saya bayangkan betapa besarnya anggaran pendidikan kita itu 1/5 dari seluruh anggaran yang diperlukan dalam pengelolaan negara.Yang jadi gunjingan sekarang ini guru sangat makmur,terlebih dibandingkan teman-teman buruh yang kemarin memperingati May Day Selamat memperjuangkan hak buruh dulu Bung Karno itu berharap bahwa buruh tidak sekedar pekerja tetapi juga sebagai pemilik perusahaan sehingga memperoleh produksi yang maksimal dengan begitu juga memperoleh kesejahteraan yang maksimal.Apakah angan angan itu dapat kembali terwujud. Untuk itu supaya angan-angan teman-teman buruh cepat tercapai kompaklah memilih para pemimpin atau pengambil kebijakan serta pelaksana yang berpihak pada kesejahteraan buruh.Kembali ke soal pendidikan siapa sih yang salah pengambil kebijakan [ kaitannya dengan sistem] pendidik, peserta didik atau kita semua seluruh warga bangsa ini.Standar atau kurikulum pendidikan yang selalu berubah-ubah tentu tidak akan memperoleh hasil yang maksimal terlebih tidak ada perubahan perilaku pelaksananya.Setiap penguasa memiliki egonya masing-masing dengan keinginan untuk menegakkan monumennya masing-masing tanpa berpaling pada sejarah kepada bagaimana susahnya mendirikan negara bagaimana sulitnya meletakkan dasar negara bagaimana sukarnya membuat aturan-aturan untuk tetap tegaknya negara kesatuan ini.Begitu mudahnya kita mengubah dan mengacak-acak yang sudah ada dengan kedok mengisi kemerdekaan Saya pikir bukan harus diubah aturannya tetapi disempurnakan  pelaksanaannya.Tentu ini tidak mudah oleh karena memerlukan pemimpin atau penguasa yang jujur legowo tidak mementingkan egonya.Barangkali kita masih harus menanti solusi yang sangat kita harapkan itu,menanti  arah kebaikan tentu butuh waktu, tentu tidak harus tabu untuk kembali kepada apa yang pernah kita lakukan dimasa lalu jika memang itu lebih baik kembali mencermati menghayati apa yang dilakukan diinginkan dicitacitakan oleh pendiri bangsa ini.

  .